Pernahkah kau merasa kosong?
Suatu saat di mana kau sangat membutuhkan kehadiran seseorang di sampingmu hanya untuk memastikan bahwa perasaannya masih sama seperti dulu, masih menyayangi, memastikan bahwa perasaanmu baik-baik saja. Menghibur dirimu dengan kalimat-kalimat penenang seperti yang dulu sering dilakukan. Mengatakan bahwa kau adalah pilihan yang tepat.
Setiap saat tidak selalu hanya untuk bercanda, tertawa gembira. Hati juga perlu disentuh, didamaikan, dicairkan. Jangan pikir itu manja atau cengeng. Percayalah, itu penting. Karena pada dasarnya setiap manusia memiliki perasaan, memiliki hati, yang sangat rapuh. Perlu diteguhkan berkali-kali. Dipoles, dipelitur, dijaga dengan baik, penuh kasih sayang. Wajah mungkin saja tersenyum, tapi hati tahu persis kekosongan yang sedang terjadi.
Tahu apa yang terjadi saat hati terasa kosong? Kau akan menangis. Berlebihan mungkin. Tapi memang itu kenyataannya kalau mencoba bertahan dalam suatu keadaan yang tidak jelas, tanpa kepastian. Kau hanya bisa bertanya-tanya, apakah orang itu masih menyayangi, peduli, dan mengingatmu. Apakah orang itu hanya mementingkan yang tampak pada mata saja, tanpa melibatkan perasaan? Lelaki mungkin identik dengan mata, perempuan identik dengan perasaan. Berbeda, tapi inilah titik saling melengkapinya.
Menurut kebutuhan psikologi, pada umumnya perempuan selalu membututhkan perasaan aman, nyaman, dicintai, diperhatikan, dan dihibur. Perempuan dilahirkan seperti demikian, apalagi bagi seorang yang besar tanpa kasih sayang dari ayahnya.
Timbal balik. Segalanya harus dua arah. Komunikasi yang baik. Saling melengkapi. Membalas kasih sayang.
Aku tidak tahu apa saja yang kau butuhkan. Kasih sayang sudah diberikan secara total. Perhatian, waktu, dan ingatan juga sudah dibagikan dan secara fisik pun aku ada di sampingmu. Tapi apakah itu semua berarti untukmu? Aku tak pernah melihat rasa syukur darimu akan semua itu. Aku jarang melihat balasan rasa sayangmu untukku. Bahkan seringkali kau lupa atau merasa terbebani saat aku meminta hal-hal sederhana, yang bukan untuk kebaikanku, tapi untuk kebaikan bersama. Apakah sulit? Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku? Apakah aku berarti untukmu?
Tengok sekitarmu, mereka bergandengan tangan dengan bahagia.
Apakah kau demikian?
Mungkin kau merasa risih karena aku seringkali mempertanyakan perasaanmu terhadapku. Tapi sewajarnya, kata-kata sayang akan terlontar dengan sendirinya bila seseorang sungguh menyayangi kekasihnya. Tanpa perlu diminta, tanpa perlu ditanya.
Untuk apa malu? Kekasihmu adalah orang yang kau pilih untuk jalan berdampingan denganmu, menemanimu. Kalau kau malu untuk sekedar gandeng atau mengucapkan cinta, berarti kau malu akan pilihanmu sendiri. Jangan menyesal di kemudian hari bila orang itu telah pergi. Kebanyakan orang menyesal karena terlambat mengucapkan atau menunjukkan kasih sayangnya kepada orang yang dicintainya.
Coba pikir baik-baik.
Apa yang belum kau berikan?
Jangan pernah berpikir tentang apa yang kau dapatkan atau yang orang lain berikan untukmu sebab seseorang akan mendapatkan bila ia mau memberi.
Semoga kau mengerti dan menanggapi maksudku.
.
Dear.. I'm still loving you.
Can you touch my heart, again?
No comments:
Post a Comment