Halo, sepertinya sudah sangat lama ya aku tidak menulismu.
Maafkan aku karena kali ini aku tidak tahan untuk menuliskan
kenegatifanku. Aku sendiri tidak sanggup untuk terus bertahan positif.
Singkat saja karena aku membuat tulisan ini saat menjelang
tidur di hari Minggu malam, yang mana besok adalah hari kerja.
Hari ini aku sangat uring-uringan. Aku mau semua yang aku
inginkan benar-benar berjalan baik hari ini. Tapi rasanya tidak semuanya berjalan
baik lalu aku pun menjadi uring-uringan. Terkadang aku merasa diriku masih
sangat kekanak-kanakan karena terlalu banyak maunya dan sangat ingin
diperhatikan.
Jika aku membandingkan diriku dengan orang-orang sekitarku,
rasanya mereka tidak terlalu cerewet, tidak terlalu bergantung dengan orang
lain, tidak terlalu ekspresif atau mengungkapkan segala perasaannya. Tapi hal
ini tidak berlaku bagiku. Kadang aku berpikir mungkin aku terlalu sendiri
sehingga aku membutuhkan perhatian dari orang lain.
Ya, satu hal yang hingga kini menjadi masalah bagiku, yaitu
kesendirianku.
Maksudnya bukan sendiri karena jomblo, memang saat ini aku
sudah mempunyai pacar yang sangat kusayangi, kami telah bersama selama lima
tahun lebih. Namun yang kurasakan saat ini adalah aku seperti terlalu
bergantung pada dirinya. Baiklah, Ibuku sudah tiada, aku tidak bisa lagi
bergantung pada dirinya. Oh betapa aku mencintainya, dia begitu
memperhatikanku, memberiku makan enak, memperhatikan segala kebutuhanku.
Sekarang dia telah tiada, tersisa ayah dan kakak perempuanku. Oh yang benar
saja. Dengan ayah, ia seperti cuek, makanan sangat tidak bervariasi, benar-benar
berbeda. Saat aku sakit dahulu ibuku mengurusiku dengan sangat baik. Kini saat
aku sakit, ayah bahkan tidak tahu. Jika tahu pun tidak dapat mengurusiku dengan
sangat baik.
Bagaimana dengan kakak perempuanku? Tidak usah ditanyakan.
Seperti biasa dia asik dengan dunianya sendiri. Dia sepertinya sudah bahagia
dengan teman-temannya yang dia sering sebut sebagai ‘keluarga’ nya. Aku merasa
dia seperti sudah melupakanku. Meskipun satu kota yaitu Jakarta, bertemu
sangatlah jarang, terakhir kami bertemu adalah enam bulan yang lalu. Aku merasa
seperti tidak memiliki kakak perempuan. Tidak banyak hal yang dapat kami
bicarakan via chat whatsapp seperti banyak hubungan orang lain. Bahkan jika aku
ingin menitipkan suatu hal, dia jarang ingin membelikan. Dia selalu sibuk
keluar kota. Bahkan retret yang kusarankan agar dia ikuti, sampai sekarang tidak
pernah dia ikuti. Padahal aku merasa itu penting karena aku ingin membantu dia
sembuh dari lukanya terhadap sang ayah.
Kembali ke diriku, yah aku yang egois, haus akan perhatian,
dan cinta kasih. Bagaimana tidak kesepian, aku tidak mengerti apa itu arti keluarga!
Keluargaku seperti ini. Aku ingin diperhatikan. Tapi mereka seolah tiada. Saat
yang lain sibuk dengan keluarganya masing-masing, aku harus sibuk dengan siapa?
Jika aku mencari teman-temanku, mereka juga sibuk dengan keluarganya
masing-masing. Tidak ada yang seperti aku karena mereka memiliki keluarga yang
hangat dan saling memperhatikan satu sama lain.
Baiklah sekian untuk tulisan kali ini karena sekarang sudah
pukul 00.06. Aku harus tidur. Terima kasih telah membaca. Dengan segala
keegoisan dan kehausan cinta kasih ku, ku harap para pembaca mampu memahami
perasaanku dari tulisan ini. Sekali lagi terima kasih.
No comments:
Post a Comment