Sunday, March 2, 2014

Kapan Mentari Bersinar?



         Kenyataan sulit dipercaya saat penderitaan selalu datang bertubi-tubi. Kapan mentari benar-benar bersinar untukku?

Apa yang harus kulakukan ketika tahu waktu yang dimilikinya tinggal sebentar lagi?

Apakah memang benar tidak ada jalan lain yang dapat dilakukan?

Mengapa ini harus terjadi kepadanya? Ia sudah terlalu banyak menderita dan belum banyak kebahagiaan yang dikecapnya. Aku sendiri masih terlalu muda, aku belum sempat membuatnya bangga tapi mengapa ini terjadi kepadanya? Mengapa hidupnya terus menderita dari awal hingga akhir? Apakah tidak ada lagi kesempatan untuk bahagia, meskipun sekali saja?


         Terlalu banyak pertanyaan, untuk saat ini, semua menguap percuma.


         Ia tak seperti dulu lagi. Aku sudah lama tidak makan bekal buatannya. Aku tidak ingat lagi kapan terakhir kami bepergian bersama. Aku merindukan senyum dan tawanya, saat kita bercanda bersama. Aku tidak tahu apakah janjinya mengajariku membuat kue dapat tercapai. Sekarang yang kulihat hanya kesedihan di wajahnya, mendengarnya berkeluh setiap hari, kadang ia melamun, tatapannya kosong, dan itu semua membuatku semakin menderita pula.

        Beberapa hari ini, mataku terus saja basah. Aku merasa sesak melewati saat-saat seperti ini. Rasanya waktu bergulir sangat lambat. Aku tidak tahu apa yang sebaiknya aku lakukan. Sebentar lagi aku akan menghadapi ujian, sementara untuk saat ini hanya aku yang bisa berada di sisinya.


         Semua penuh ketidakpastian, ketidakjelasan, kebingungan. Apakah aku bisa menolong diriku sendiri?

No comments:

Post a Comment