Wednesday, September 3, 2014

# Duta Lingkungan

Aku tidak ingat ini impian yang ke berapa, yah yang ke sekian saja, deh.

Aku tidak ingat juga sejak kapan aku jadi peduli dengan lingkungan, tapi yang pasti aku sangat kesal saat melihat ada orang yang membakar sampahnya di tengah-tengah pemukiman. Rasanya ingin langsung memadamkannya saja, menyiramkan air sebanyak mungkin, agar pelakunya kesal dan tidak bisa membakarnya lagi, hahaha. Mau marah? Silahkan, toh, yang salah Anda.

Kenapa, sih, sampah harus dibakar? Memangnya tidak tahu, ya, kalau membakar sampah itu selain membahayakan paru-paru diri sendiri, membahayakan paru-paru orang lain yang ada di sekitarnya dan juga kelangsungan hidup dunia ini! Mungkin agak berlebihan, tapi ini adalah dampak yang akan terjadi di masa depan.

Pernah aku melihat sepetak tanah yang merupakan tempat sampah dibakar. Sepertinya sudah biasa sampah itu dibakar di tempat tersebut. Saat mendongak, tahukah apa yang aku lihat, pepohonan yang berada di sekitar petak tanah itu semuanya kering kerontang tak berdaun dan gugur begitu saja. Sedih sekali melihatnya. Hak hidup pepohonan tersebut telah dirampas.

Ada pula peristiwa lain, saat aku menaiki kendaraan umum, aku melihat banyak penumpang yang sehabis menyeruput minuman kemasan, atau merokok, makan, dan lainnya, langsung “menerbangkan” sampahnya melalui pintu kendaraan. Hello! Apakah udara dan jalanan merupakan tempat sampah? Apakah ada ajaran “Buanglah sampah melalui pintu atau jendela,” ? Tahu tidak, sih, jika setiap individu memiliki perilaku yang sama, maka jalanan di negara ini akan penuh sampah. Aku langsung menatap penumpang tersebut dengan sinis dan berharap ia sadar diri. Penumpang tersebut melihatku, tapi entah ia menyadari kekesalanku atau tidak.

Dari kepedulian-kepedulian ini lah aku ingin menjadi duta lingkungan di negeri ini. Aku ingin menerapkan sistem cinta lingkungan yang efektif agar kota-kota di Indonesia menjadi tempat yang lebih nyaman dan bersih seperti negara tetangga. Hidup jadi lebih sehat dan pepohonan tumbuh rindang, segar dipandang oleh mata. Bukan, pohon mati yang merusak pemandangan. Selain itu, lumayan, kan, bisa menurunkan potensi banjir juga.

Aku ingin kita semua sadar bahwa kita telah dianugerahi lingkungan indah, bermanfaat, dan luar biasa secara cuma-cuma. Kita tidak membayar atau menyewa, semua milik bersama. Mengapa dirusak? Tidakkah kamu menghargai pemberian indah ini? Apakah kamu tidak peduli dengan orang lain yang juga memiliki lingkungan ini. Ingat, tidak hanya dirimu yang memiliki lingkungan, kamu tidak bisa seenaknya  mengotori lingkungan.

Aku harap orang yang membaca tulisanku ini mau ikut melakukan gerakan cinta lingkungan bersama-sama denganku. Bila kamu memiliki tetangga atau kenalan yang sering membakar sampah, tolong katakan bahwa umurnya dan umur orang sekitarnya telah berkurang 1 tahun setiap membakar sampah. Bila kamu memiliki sampah dan tidak menemui tempat sampah, tolong simpan sebentar di dalam kantong atau tasmu hingga kamu menemui tempat sampah. Jangan berpikir bahwa sampah ini hanya kecil dan tidak akan berefek apapun. Ingat, bila setiap individu berpikir demikian, maka dunia ini akan penuh sampah. Mulailah dari diri sendiri, maka orang lain akan malu dan mengikuti dirimu.

Tambahan saran dariku, sebaiknya lingkungan diperjualbelikan saja. Pembayarannya bukanlah dengan uang, tetapi dengan perilaku peduli dan cinta lingkungan sehingga hanya orang yang menghargai lingkungan yang dapat memiliki lingkungan dan mendapatkan haknya untuk hidup sehat dan nyaman.

No comments:

Post a Comment