Aku tidak ingat ini impian yang ke berapa, yah yang ke
sekian saja, deh.
Aku tidak ingat juga sejak kapan aku jadi peduli dengan
lingkungan, tapi yang pasti aku sangat kesal saat melihat ada orang yang
membakar sampahnya di tengah-tengah pemukiman. Rasanya ingin langsung
memadamkannya saja, menyiramkan air sebanyak mungkin, agar pelakunya kesal dan
tidak bisa membakarnya lagi, hahaha. Mau marah? Silahkan, toh, yang salah Anda.
Kenapa, sih, sampah harus dibakar? Memangnya tidak tahu, ya,
kalau membakar sampah itu selain membahayakan paru-paru diri sendiri,
membahayakan paru-paru orang lain yang ada di sekitarnya dan juga kelangsungan
hidup dunia ini! Mungkin agak berlebihan, tapi ini adalah dampak yang akan
terjadi di masa depan.
Pernah aku melihat sepetak tanah yang merupakan tempat
sampah dibakar. Sepertinya sudah biasa sampah itu dibakar di tempat tersebut.
Saat mendongak, tahukah apa yang aku lihat, pepohonan yang berada di sekitar
petak tanah itu semuanya kering kerontang tak berdaun dan gugur begitu saja.
Sedih sekali melihatnya. Hak hidup pepohonan tersebut telah dirampas.
Ada pula peristiwa lain, saat aku menaiki kendaraan umum,
aku melihat banyak penumpang yang sehabis menyeruput minuman kemasan, atau
merokok, makan, dan lainnya, langsung “menerbangkan” sampahnya melalui pintu
kendaraan. Hello! Apakah udara dan jalanan merupakan tempat sampah? Apakah ada
ajaran “Buanglah sampah melalui pintu atau jendela,” ? Tahu tidak, sih, jika
setiap individu memiliki perilaku yang sama, maka jalanan di negara ini akan
penuh sampah. Aku langsung menatap penumpang tersebut dengan sinis dan berharap
ia sadar diri. Penumpang tersebut melihatku, tapi entah ia menyadari
kekesalanku atau tidak.
Dari kepedulian-kepedulian ini lah aku ingin menjadi duta
lingkungan di negeri ini. Aku ingin menerapkan sistem cinta lingkungan yang
efektif agar kota-kota di Indonesia menjadi tempat yang lebih nyaman dan bersih
seperti negara tetangga. Hidup jadi lebih sehat dan pepohonan tumbuh rindang,
segar dipandang oleh mata. Bukan, pohon mati yang merusak pemandangan. Selain
itu, lumayan, kan, bisa menurunkan potensi banjir juga.
Aku ingin kita semua sadar bahwa kita telah dianugerahi
lingkungan indah, bermanfaat, dan luar biasa secara cuma-cuma. Kita tidak
membayar atau menyewa, semua milik bersama. Mengapa dirusak? Tidakkah kamu
menghargai pemberian indah ini? Apakah kamu tidak peduli dengan orang lain yang
juga memiliki lingkungan ini. Ingat, tidak hanya dirimu yang memiliki
lingkungan, kamu tidak bisa seenaknya
mengotori lingkungan.
Aku harap orang yang membaca tulisanku ini mau ikut
melakukan gerakan cinta lingkungan bersama-sama denganku. Bila kamu memiliki
tetangga atau kenalan yang sering membakar sampah, tolong katakan bahwa umurnya
dan umur orang sekitarnya telah berkurang 1 tahun setiap membakar sampah. Bila
kamu memiliki sampah dan tidak menemui tempat sampah, tolong simpan sebentar di
dalam kantong atau tasmu hingga kamu menemui tempat sampah. Jangan berpikir
bahwa sampah ini hanya kecil dan tidak akan berefek apapun. Ingat, bila setiap
individu berpikir demikian, maka dunia ini akan penuh sampah. Mulailah dari
diri sendiri, maka orang lain akan malu dan mengikuti dirimu.
Tambahan saran dariku, sebaiknya lingkungan diperjualbelikan
saja. Pembayarannya bukanlah dengan uang, tetapi dengan perilaku peduli dan
cinta lingkungan sehingga hanya orang yang menghargai lingkungan yang dapat
memiliki lingkungan dan mendapatkan haknya untuk hidup sehat dan nyaman.
No comments:
Post a Comment